Jumat, 22 Juni 2012

Kasus Tewasnya Supporter Tanggung Jawab Siapa??

Sepakbola Indonesia menggoreskan tinta hitam, hari Minggu 27 Mei 2012, sebuah kejadian memilukan mencoreng kompetisi bergengsi di Tanah Air Indonesia Super League (ISL). Tiga suporter tewas usai menyaksikan pertandingan Persija kontra Persib di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), polisi pun sudah memeriksa 18 orang saksi untuk mengungkap kasus tersebut.

Di tengah duka yang mewarnai dunia olah raga tersebut, status facebook seseorang dengan akun 'Irwan Pangeranorenz Cikeaz' mengaku telah melakukan pemukulan terhadap suporter lawannya. Belum diketahui kebenaran perihal status tersebut, namun yang jelas status itu segera memancing hujatan di dunia maya.

Polisi pun berjanji akan mendalami pengakuan dalam status facebook tersebut.

"Akan kita telusuri soal Facebook itu," ujar Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang Kompol Widarto, Selasa (29/5), seperti yang dilansir oleh merdeka.com

Mampukah polisi mengungkap kasus pengeroyokan yang berujung tiga suporter tewas dari pengakuan yang dibuat 'Irwan Pangeranorenz Cikeaz' yang kini telah berganti menjadi 'Ojong Ajah Dah'.

Sebelumnya, sekelompok orang berbaju oranye diduga melakukan sweeping saat pertandingan Persija Jakarta vs Persib Bandung digelar di GBK. Rangga diduga menjadi salah satu korban pengeroyokan tersebut.

Namun Sekjen The Jakmania Richard Ahmad membantah ada sweeping yang dilakukan oleh anggota Jakmania saat berlangsungnya pertandingan Persija lawan Persib. Dia berharap, opini tentang adanya sweeping tidak dibesar-besarkan.

"Tidak ada tindakan melakukan itu (sweeping). Semua jangan berasumsi. Mari sama-sama menjernihkan masalah ini," ujar Richard.

Richard menegaskan, pengurus Jakmania sekarang sedang berkabung atas meninggalnya Lazuardi, simpatisan Persija. Lazuardi sebelumnya tewas dikeroyok usai menyaksikan laga Persija lawan Persib di sekitar Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.

"Kami sedang berkabung. Kalau ada opini seperti itu, kesannya kami yang bersalah. Saya mohon opini itu jangan dikembangkan karena akan memperkeruh suasana. Kami semua berharap bisa mengontrol semua," harap Richard.

Sebelumnya, tiga orang menjadi korban pengeroyokan usai laga lanjutan Indonesia Super League (ISL) antara Persija menghadapi Persib. Tiga orang itu bernama Lazuardi, Rangga Cipta Nugraha dan Dani Maulana.

REVIEW :
Tanggung jawab ini ditujukan kepada para suporter itu sendiri, yang namanya suporter itu mendukung tim kebanggaannya bukan memusuhi lawannya. Bagaimana sepak bola di indonesia ingin maju? sesama suporter di indonesia saja bermusuhan, tidak ada gunanya justru berdampak buruk.

Selasa, 19 Juni 2012

Indra Azwan : Saya Mencari Keadilan, Bukan Uang

REVIEW :
Indra Azwan, 53 tahun, pencari keadilan yang berjalan kaki dari Malang ke Jakarta, urung melakukan aksi di depan Istana Negara, Senin, 19 Maret 2012. Ia sedang menunggu pengacaranya untuk berkonsultasi ihwal waktu dan bentuk aksinya. Ia juga berkonsultasi dengan para pendukungnya. “Sekarang lagi ada demo-demo. Saya enggak mau ditunggangi,” kata Indra saat ditemui di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Senin, 19 Maret 2012.

Ia akan menunggu respons Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampai nanti malam. Jika tidak ada tanggapan, kata dia, besok Indra akan ke Istana Negara untuk mengembalikan uang Rp 25 juta yang pernah diberikan Kepala Rumah Tangga Istana kepadanya. “Kalau aksi saya lakukan besok, biar Presiden tanggung sendiri akibatnya,” kata Indra.

Dia mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seharusnya malu dengan pengembalian uang tersebut. Indra mengatakan ia mencari penegakan hukum, bukan uang. Menurut dia, SBY tidak tegas kepada anak buahnya untuk mengusut oknum-oknum yang membuat penabrak anaknya bebas.

Indra Azwan, setelah menempuh perjalanan sejauh 820 kilometer dari Malang ke Jakarta, tiba di LBH Jakarta pada Ahad malam, 18 Maret 2012. Presiden SBY waktu itu sempat berjanji akan menindaklanjuti kasus anak Pak Indra. Namun, dua tahun berselang, labar menggembirakan tak juga datang. Ia sekarang  menagih janji Presiden itu untuk menyelidiki oknum yang membebaskan anggota kepolisian, Joko Sumantri. Joko adalah pelaku tabrak lari yang menewaskan Rifki Andika, 12 tahun, anak sulung Indra Azwan, pada 1993.

Joko Sumantri dibebaskan hakim Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya pada 2008 atau 15 tahun setelah tabrak lari yang menewaskan anaknya terjadi. Ia meminta kasus ini diusut kembali.

Dimanakah letak keadilan di indonesia ini? Bukan uang yang di inginkan melainkan KEADILAN.

(sumber)http://www.tempo.co/read/news/2012/03/19/214391160/Indra-Azwan-Saya-Mencari-Keadilan-Bukan-Uang